Jumat, 03 Juli 2009

Fenomen Yusuf Kalla dalam Poltik di Indonesia

Terus terang dari ketiga capres yang sedang berkompetisi saya sangat terkesan dengan penampilan pak Jusuf Kalla akhir akhir ini baik dalam kampanye sebagai capres atau tugas sebagai wapres. Sebagai capres Jusuf Kalla terlihat begitu menikmati kompetisi ini, ada semangat, ada optimistis, bersahaja dan yang menarik tidak mudah emosi. Dia dengan cerdas mampu menepis kritikan pada dirinya dengan sanggahan yang lugas dan bisa dimengerti, kalaulah harus mengkritik kritikannya bisa membuat kita, bahkan yang dikritikpun tertawa.

Seperti salah satu kritikannya kepada PSSI dalam sebuah pertemuan, pak Jusuf Kalla mengatakan bahwa Zidane marah dan menanduk Materazzi pada final piala dunia yang lalu antara Perancis melawan Italia bukan karena ibunya Zidane diejek sebagai teroris, tapi setelah Materazzi mengatai Zidane : “ah PSSI kau” dan hadirinpun tertawa. Atau ketika pak Jusuf Kalla mengatakan tentang pemerintahan sekarang : “yang sekarang sudah baik, tapi!kan…kita harus bisa lebih baik lagi” terasa ada semangat dan optimistis tanpa menyerang atau menyalahkan pihak lain, walaupun kemudian ucapan itu membuat reaksi.

Kita ingat bagaimana pak Jusuf Kalla dengan santai dan tidak emosi ketika menanggapi sebuah pernyataan yang mengatakan partainya hanya akan memperoleh suara tidak lebih dari 2,5 % dalam pemilu legislatif yang lalu. Yang menarik fenomena ini kemudian terlihat juga pada pasangan wapresnya yaitu pak Wiranto dalam penampilan mereka dihadapan publik belakangan ini. Mereka berdua tampil seperti tanpa beban, yakin, lugas, bisa dan menghadirkan suasana akrab segar penuh semangat tidak emosional, walau dicecar pertanyaan kritis dan tajam. Ini semua mengingatkan kita tentang cerita cara cara berpolitik para pendiri bangsa ini dulu. Pantaslah jika pak Jusuf Kalla memang piawai dalam turut mendamaikan beberapa konflik di negeri ini.

Kita mendapatkan satu lagi politisi ulung sekaligus negarawan seperti apa yang disampaikannya kepada publik saat berorasi pada deklarasi kampanye damai Rabu malam 10 Juni yang lalu bahwa kami (Jusuf Kalla dan Wiranto) saat ini masih pasangan yang paling hebat, tapi jika kami kalah dalam pemilu nanti, berarti ada yang lebih hebat dan itu harus didukung bersama karena itulah pilihan rakyat dan presiden kita jugakan! dan orasi cawapres Wiranto yang tanpa ragu memuji keberhasilan mantan presiden Megawati juga presiden SBY sambil meyakinkan publik dan dengan cantik menyelipkan jargon kampanye mereka, yaitu dengan memilih pemimpin yang tepat kedepan kita bisa lebih baik, marilah memilih sesuai hatinurani.

Kita berharap setelah fenomena SBY dengan politik santunnya fenomena Jusuf Kalla tentu saja JK-Win dapat berkembang terus menjadi bagian budaya politik kita. Tanpa gembar gembor mereka diam diam telah mengamalkan Panca Sila setidaknya dalam berpolitik. Namun sayangnya tim sukses mereka masih emosional sibuk saling menyalahkan menyerang pribadi lawan politik. Ingat inilah yang menjadi batu sandungan para capres yang kalah pada tahun 2004.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar