Jumat, 24 April 2009

bahasa jawa dalam bahaya

Ya, mungkin itu yang akan terjadi dalam kurun waktu 20-30 tahun lagi jika bahasa Jawa kian terpinggirkan di kalangan masyarakat pulau Jawa sendiri. Sebagai pemilik bahasa Jawa, masyarakat Jawa seharusnya menjaga kelestarian dan kelangsungan hidup bahasa Jawa di komunitasnya sendiri. Namun yang terjadi malah sebaliknya, yang terjadi saat ini para kaum muda di pulau Jawa, khususnya mereka yang masih menginjak usia sekolah hampir sebagian besar tidak menguasai bahasa Jawa alias gagap berbahasa Jawa.

Hal itu bisa disebabkan oleh gencarnya serbuan beragam budaya asing dan arus informasi yang masuk melalui bermacam sarana seperti televisi dan lain-lain. Pemakaian bahasa gaul, bahasa asing dan bahasa seenaknya sendiri (campuran jawa indonesia english)juga ikut memperparah kondisi bahasa Jawa yang semakin lama semakin surut ini di Jawa.

Betapa tidak, saat ini murid tingkat sekolah dasar hingga sekolah menengah yang mendapatkan pelajaran bahasa Jawa sebagian besar dari bangku sekolah. Sementara pelajaran bahasa Jawa yang dulunya merupakan pelajaran wajib sekarang hendak (bahkan sudah mulai) dihilangkan daftar mata pelajaran sekolah.

Sedangkan penggunaan bahasa Jawa di lingkungan rumah pun tidak lagi seketat seperti di masa-masa dulu. Orang tua tidak lagi membiasakan bahasa Jawa sebagai bahasa sehari-hari sebagai alat komunikasi di keluarga. Bahasa Indonesia atau bahasa asing yang diajarkan kepada anak-anak mereka, entah dengan berbagai macam pertimbangan. Bahasa Jawa, apalagi bahasa Krama Inggil pun kian terabaikan. Dan juga yang kian memperparah adalah pandangan terhadap bahasa Jawa dari generasi muda adalah bahasa orang-orang desa, orang udik, orang-orang pinggiran, atau orang-orang jadul.

Jika pengembangan bahasa Jawa ini tidak berkelanjutan alias putus di generasi muda sekarang maka benar-benar akan terjadi kepunahan bahasa Jawa di daerahnya sendiri. Bagaimana bisa menjelaskan dan melatih anak cucu mereka jika mereka sendiri tak mampu berbahasa Jawa.

Mungkin untuk saat ini kaum ningrat di lingkungan keraton dan sekitarnya yang bertutur bahasa super halus itu yang bisa melestarikan penggunaan dan pengembangan bahasa Jawa ini. Atau juga masyarakat pedesaan yang masih terbiasa berbahasa Jawa karena kondisi lingkungan yang menuntut hal seperti itu, dan para dalang yang bahasanya aneh-aneh itu, hehehe.

Nah, coba bayangkan jika seluruh masyarakat pulau Jawa ini tak mampu lagi berbahasa Jawa maka yang terjadi adalah hilangnya bahasa Jawa di pulau Jawa itu sendiri.

Oh bahasa Jawa, nasibmu kini….!

Sabtu, 18 April 2009

plesetan jogja VS plesetan malang

Seorang konco dari Malang nanya ke aq, opo bedanya plesetan jogja dan plesetan mallang. Jawabku sederhana: plesetan malng itu sederhana. Plesetan jogja sedikit lebih rumuti.

Berikut kedua gaya bahasa plesetan tersebut :


*) Bahasa Plesetan Malang

Logat bahasa ini cukup dengan membaca ato mengucapkan kata-kata dari belakang ke depan ato dengan cara di balik (istilah jawa: diwalik).

contoh :
arék-arék =============> kéra-kéra
singo édan ============> ongis nadé
makan ==============> nakam
bojoku =================> ojobku
malang ===============> ngalam
mobil ================> libom
iyo ===============> oyi/ojid
dik ===============> kid
mas ===============> sam
tidur ==============> rudit

sederhana sekali bukan ?! sekarang coba bandingkan dengan bahasa plesetan yg ada di bawah ini !!

*) Bahasa Plesetan Yogya

Bahasa Plesetan ini merupakan kombinasi dari mengutak-atik aksara jawa. Aksara jawa baris 1 ditukar dengan baris 3, baris 2 dengan baris 4, dan sebaliknya baris 3 dengan 1, baris 4 dengan 2. Sedangkan kolom dan padanannya sama.

1. ha na ca ra ka =======> pa dha ja ya nya
2. da ta sa wa la =======> ma ga ba tha nga
3. pa dha ja ya nya =====> ha na ca ra ka
4. ma ga ba tha nga =====> da ta sa wa la

contoh :
matamu ============> dagadu
kowé ==============> nyothé
turu ===============> guyu
mangan ============> daladh
ayu ===============> paru
mas ===============> dab
dik ===============> miny

fyuh.. lebih rumit, kek nya orang yogya lebih kreatip kale yaa ?! hehehe..

nb:
buat pakde,
"danyabip ingduka yaa dee !" ;) <-= artinya apa coba ? hehe..

Kamis, 16 April 2009

about my sayidan

anyway,,, it's not about a pet, dog. but it's about one of THE BEST musician from Indonesia. you know,,INDONESIA,, indie band from jogja, Shaggy Dog have Bandize (basist), Yoyo (drum), Heru (vocal), Rizard (guitar), Raymondus (guitar), dan Heru Lili (kibord), and two additional player Tony (trombolin) and Rio (brass)___u know the last name??hehehehe....

band which choose ska be their music color which noname to their band starting their job on Juny 1st 1997. in 1999 gratuated to release their first album "Shaggy Dog" with indie label "doggy house" (their label). that album can pass music market till 20.000 copies, greatfull job to indie band in Indonesia. because of it, they choose the name to their band, SHAGGY DOG.

in their destination, they not concern just in ska. they try to mix and fix some music genre as like regae, jazz, rock and roll, and altrnative rock. from the genious mixing some music colour, they can make new colour music, and the said that is doggy style.

startinga again with their succesfully in first album, they have show tour in some cities in Jogjakarta, Central Java, Java, and till Lombok. any experience from theur show tour its a good moodal to make second album, that is "Bersama" which release in 2001.

in 2003, they release their third album Hot Dog. different with their first and second album, third album whith single "Anjing intamani" recording by major lebel, Emi Record.great, the album is morre succesfully. that take Shaggy Dog be one of GREATFUL band in Indonesia.

ok, that's the recape about Shaggy Dog at last year....

now,,

maybe you have some questions,,where are them???

they still at Sayidan, Jogja. anyway bout them, i know them when i was in junior high school, i very intereted in their single Anjing Kintamani. so funny and cool.

now, they still exist in indies music, and some pensi.

i have some greatful moment from one of Shaggy Dog's song, "Hey Cantik" , hahahahaha, a song that make me fallin to Shaggy Dog, ok, some of Shaggy Dog's fans who ever sing this song at some crowded moment to me.hufh,, i'm so sorry i don't know if u sing that for me. yah, but finally, we together, boy.

ak, back to Shaggy Dog, i have some Shaggy Dog's Lyrics, check this one out:

di sayidan

"Punten Bapak aduh…Saya teh tanya, kalo tempat ngumpulnya anak-anak Shaggy Dog teh ada dimana…?

"Oh anak-anak Shaggy Dog. Mereka itu ngumpulnya di Sayidan. Kalau dari sini, Mbaknya langsung saja ke Gondomanan,"

"Muhun.…"

"Dari Perempatan Gondomanan, Mbaknya langsung belok kanan. Nanti di situ banyak anak nongkrong. Tanya situ aja mbaknya yah"

"Di Sayidan ya, Pak. Hatur nuhun."
"iya"
"haturnuhun bapak"


wo,.. coba kawan kau dengar ku punya crita
Tempat biasa ku berbagi rasa
Suka duka tinggi bersama
Di gang gelap, dibalik ramainya Jogja

Mari… Sini… berkumpul kawan
Dansa… Dansa… sambil tertawa

Bila kau datang dari selatan
Langsung saja menuju Gondomanan
Belok kanan sebelum perempatan
Teman-teman riang menunggu di Sayidan

Di Sayidan, di jalanan
Angkat sekali lagi gelasmu kawan
Di Sayidan, di jalanan
Tuangkan air perdamaian

Jangan kau takut pada gelap malam
Bulan dan bintang semuanya teman
Tembok tua tikus-tikus liar
Iringi langkah kita menembus malam

Mari… Sini… berkumpul kawan
Dansa… Dansa… sambil tertawa

Di Sayidan, di jalanan
Angkat sekali lagi gelasmu kawan
Di Sayidan, di jalanan
Tuangkan air perdamaian

anjing kintamani

Aku punya anjing kecil
Kuberi nama Dogy
Yang kudapat dari kawan
Beli dari pulau bali

Anjing-anjing tetangga jatuh hati
Dogy senyumnya manis sekali
Mereka coba tuk mendekati
Dogy bilang, Jing… tunggu dulu

Jing anjing anjing anjing kintamani
Beli dari pulau bali
Jing anjing anjing anjing kintamani
Senyumnya manis sekali

Anjing anjing jatuh cinta pada Dogy
Anjing gila, anjing kurap anjing tetangga

Blacky, Bruno, Rambo, Piko dan Ponggo
Saling berlomba dapatakan si Dogy
Dogy bilang, tunggu dulu
Ada syaratnya tuk dapatkan aku

Siapa paling banyak punya bulu
Bawakan ku juga tulang seribu

Selasa, 14 April 2009

jogja is not so sweet like dahulu

Semenjak blog lama saya tutupm my city of jogja berubah dan akhirnya, saya sendiri terjdang merasa asing di kampung ku ini. Betapa tidak. Lihatlah daftar yang saya bikin di bawah ini


1. NO GOOD TAXI
Heran gak sih, di kota yang jadi tujuan wisata utama di negeri ini, susah banget dapet taxi yang baik. Harus tawar menawar, dan gak mau pake Argo. Kalau kelihatan pendatang, bakalan di mahal-mahalin.
2. NO GOOD BECAK
Kalau malem, susah cari angkot di jogja. Taxi mahal banget, dan becak lebih ngawur lagi. Untuk jarak kurang dari 500m, bisa ditarif 15ribu dengan jalan diputer2in. pernah sesekali kutes beberapa tukang becak, dengan rute biasa dan berlagak jadi orang baru. Ternyata mereka pasang harganya 3x lipat dengan alasan jauh. Padahal deket banget. Bikin Jadi.
3. DIRTY CITY
kotor n kumuh sekali kota ini. Di stasiun, di malioboro, di alun-alun, di warung-warung, Hihhh....
4. MACET---CET....
Udah kaya kota lain aja, macet dimana-mana, mau jalan aja susah. Motornya buanyuak banget.
5. SUSAH CARI MAKAN
Nah ini, kalo agak malem dikit, cari makan dah susah banget, mesti ke tempat-tempat tertentu, dan jauh, becak? mahal kali..... bhkan di malioboro jam 11 malem dah pada tutup. Kalau di Surabaya jam segitu baru mulai hidup kotanya.
6. TOO METRO
Bayangannya ke Jogja mau cari yang klasik-klasik, tapi nemunya tempat nongkrong yang chic n modern. Cafe-cafe banyak yang interiornya modern habis, tempat dugem marak, serasa di Legian aja.
7. PEDAGANG MALIOBORO NGAWUR
ini serius, pedagang malioboro ini kalo naikin harga suka seenak perutnya. Masa gelang yang kulakan seharga seribu sebiji, ditawarin 30ribu? baju yang ambilnya 10.000 dijual sampai 50.000 wah pokoknya ngawur. yag tak terbiasa tawar menawar kan jadi malas beli.

8. LESEHAN MALAM UNTUK ORANG BERDUIT

nongkrong di lesehan malioboro yang termashur itu jaman skarang sama juga bo'ong. Harga dinaikan seenak uedhele dhewe. Nawar? cari perkoro.


Jogja tak lagi nyaman. Kapan dia balik seperii dahulu?


BTW, I Still love jogja. my city. my vilage


arsitektur tradisional jawa

Rumah merupakan sesuatu yang penting karena mencerminkan papan (tempat tinggal), disamping dua macam kebutuhan lainnya yaitu sandang (pakaian) dan pangan (makanan). Karena rumah berfungsi untuk melindungi dari tantangan alam dan lingkungannya. Selain itu rumah tidak hanya untuk memenuhi kebutuhan utamanya saja. Tetapi dipergunakan untuk mewadahi semua kegiatan dan kebutuhan yang ada di dalam rumah tersebut.

Rumah Jawa lebih dari sekedar tempat tinggal. Masyarakat Jawa lebih mengutamakan moral kemasyarakatan dan kebutuhan dalam mengatur warga semakin menyatu dalam satu kesatuan. Semakin lama tuntutan masyarakat dalam keluarga semakin berkembang sehingga timbullah tingkatan jenjang kedudukan antar manusia yang berpengaruh kepada penampilan fisik rumah suatu keluarga. Lalu timbulah jati diri arsitektur dalam masyarakat tersebut.

Rumah Jawa merupakan lambang status bagi penghuninya dan juga menyimpan rahasia tentang kehidupan sang penghuni. Rumah Jawa merupakan sarana pemiliknya untuk menunjukkan siapa sebenarnya dirinya sehingga dapat dimengerti dan dinikmati orang lain. Rumah Jawa juga menyangkut dunia batin yang tidak pernah lepas dari kehidupan masyarakat Jawa.

Bentuk dari rumah Jawa dipengaruhi oleh 2 pendekatan yaitu :

  • Pendekatan Geometrik yang dikuasai oleh kekuatan sendiri
  • Pendekatan Geofisik yang tergantung pada kekuatan alam lingkungan.
  • Kedua pendekatan itu akhirnya menjadi satu kesatuan. Kedua pendekatan mempunyai perannya masing-masing, situasi dan kondisi yang menjadikan salah satunya lebih kuat sehingga menimbulkan bentuk yang berbeda bila salah satu peranannya lebih kuat. Rumah Jawa merupakan kesatuan dari nilai seni dan nilai bangunan sehingga merupakan nilai tambah dari hasil karya budaya manusia yang dapat dijabarkan secara keilmuan.

    Bentuk rumah tradisional jawa dari waktu ke waktu selalu mengalami perubahan bentuk. Secara garis besar tempat tinggal orang jawa dapat dibedakan menjadi:

    1. Rumah Bentuk Joglo
    2. Rumah Bentuk Limasan
    3. Rumah bentuk Kampung
    4. Rumah Bentuk Masjid dan Tajug atau Tarub
    5. Rumah bentuk panggang Pe

    Rumah JOGLO

    Dibanding 4 bentuk lainnya, rumah bentuk joglo merupakan rumah joglo yang dikenal masyarakat pada umumnya.

    Rumah Joglo ini kebanyakan hanya dimiliki oleh mereka yang mampu. Hal ini disebabkan rumah bentuk joglo membutuhkan bahan bangunan yang lebih banyak dan mahal daripada rumah bentuk yang lain. Masyarakat jawa pada masa lampau menganggap bahwa rumah joglo tidak boleh dimiliki oleh orang kebanyakan, tetapi rumah joglo hanya diperkenankan untuk rumah kaum bangsawan, istana raja, dan pangeran, serta orang yang terpandang atau dihormati oleh sesamanya saja. Dewasa ini rumah joglo digunakan oleh segenap lapisan masyarakat dan juga untuk berbagai fungsi lain, seperti gedung pertemuan dan kantor-kantor.

    Banyak kepercayaan yang menyebabkan masyarakat tidak mudah untuk membuat rumah bentuk joglo. Rumah bentuk joglo selain membutuhkan bahan yang lebih banyak, juga membutuhkan pembiayaan yang besar, terlebih jika rumah tersebut mengalami kerusakan dan perlu diperbaiki.

    Kehidupan ekonomi seseorang yang mengalami pasang surut pun turut berpengaruh, terutama setelah terjadi penggeseran keturunan dari orang tua kepada anaknya. Jika keturunan seseorang yang memiliki rumah bentuk joglo mengalami penurunan tingkat ekonomi dan harus memperbaiki serta harus mempertahankan bentuknya, berarti harus menyediakan biaya secukupnya. Ini akan menjadi masalah bagi orang tersebut. Hal ini disebabkan adanya suatu kepercayaan, bahwa pengubahan bentuk joglo pada bentuk yang lain merupakan pantangan sebab akan menyebabkan pengaruh yang tidak baik atas kehidupan selanjutnya, misalnya menjadi melarat, mendatangkan musibah, dan sebagainya.

    Pada dasarnya, rumah bentuk joglo berdenah bujur sangkar. Pada mulanya bentuk ini mempunyai empat pokok tiang di tengah yang di sebut saka guru, dan digunakan blandar bersusun yang di sebut tumpangsari. Blandar tumpangsari ini bersusun ke atas, makin ke atas makin melebar. Jadi awalnya hanya berupa bagian tengah dari rumah bentuk joglo zaman sekarang. Perkembangan selanjutnya, diberikan tambahan-tambahan pada bagian-bagian samping, sehingga tiang di tambah menurut kebutuhan. Selain itu bentuk denah juga mengalami perubahan menurut penambahannya. Perubahan-perubahan tadi ada yang hanya bersifat sekedar tambahan biasa, tetapi ada juga yang bersifat perubahan konstruksi.

    Dari perubahan-perubahan tersebut timbulah bentuk-bentuk rumah joglo yang beraneka macam dengan namanya masing-masing. Adapaun, jenis-jenis joglo yang ada, antara lain : joglo jompongan, joglo kepuhan lawakan, joglo ceblokan, joglo kepuhan limolasan, joglo sinom apitan, joglo pengrawit, joglo kepuhan apitan, joglo semar tinandu, joglo lambangsari, joglo wantah apitan, joglo hageng, dan joglo mangkurat.

    jumpameneh

    blog terakhir yang saya miliki telah saya tutup pada 2007. Tah knapa hanya boring. Just bosen. Terinspirasi temen-temen sing aktif yoooo kudune berubah. Dan, woooooaaaaiiiooooo, i'm back. Mudah-mudahan sustain en ra ngizin2in. Matur Nuwun sanget mas en mbak. For, kang mas lan mbakyu di selomataram, bhumikotabru, widgetmaliboro, keep on posting yooooo....matur